Daftar Isi
Sekolah Terbaik di Indonesia, Berikut ini adalah data data sekolah terbaik di indonesia tahun 2021 untuk tingkat SD, SMP,SMA,SMK dan Madrasah yang anda jadikan referensi.
Peringkat SMA, SMK dan MA Terbaik se-Indonesia Tahun 2021 2022, adalah :
SD Terbaik Se Indonesia 2022
Tak terasa anak anda sudah akan memasuki sekolah dasar. Kita sebagai orang tua tentu memiliki berbagai pertimbangan dalam memilih SD untuk anak, salah satunya adalah mutu dan reputasi sekolah yang dipilih. Kami membuat beberapa daftar SD terbaik di Indonesia dan sekitarnya.
- SDS Global Islamic School – nilai akreditasi 98 ( peringkat A) – penetapan tahun 2010
- SD Islam Al Azhar 13 Rawamangun – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDS Islam Al Jannah Islamic Fullday School – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2010
- SDS Islam At-Taqwa – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2010
- SDS Marsudirini I – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDN Pondok Kelapa 06 Pagi – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Santo Markus II – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Tarakanita 5 – nilai akreditasi 97 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDN Cibubur 10 – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2009
- SDS I T Buah Hati – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDS Islam Al-Azhar 19 – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Islam Al Azhar 20 Cibubur – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDN Kelapa Dua Wetan 01 Pagi – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDN Pekayon 11 Pagi – nilai akreditasi 96 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- MIN Al Azhar Syarif nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2007
- SDIT Al Khairaat – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2009
- SDS Angkasa 01 – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDS Angkasa 03 – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDN Cakung Barat 05 Pg – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2010
- SDN Jatinegara 06 Pagi – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SD Islam Tugasku – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2009
- SDSN Kalisari 02 Pagi – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDN Kelapa Dua Wetan 03 Pagi – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Kwitang 3 PSKD – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Muhammadiyah 41 – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDI PB Soedirman – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2007
- SDN Pondok Kelapa 03 – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDN Pulo Gebang 13 Pagi – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
- SDN Rawamangun 12 – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2012
- SDS Sevilla – nilai akreditasi 95 ( peringkat A) – penetapan tahun 2011
SMP Terbaik Se Indonesia 2022
Adapun rerata nilai UN terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Nilai UN itu hanya salah satu standar atau indikator penilaian dalam proses pendidikan. Sebab, ada indikator lain yang perlu diperhatikan selain nilai UN. 15 SMP negeri terbaik nasional berdasarkan total rerata nilai UN 2019 yaitu:
- SMP Negeri 5 Yogyakarta: 95,26
- SMP Negeri 4 Pakem Yogyakarta: 94,22
- SMP Negeri 115 Jakarta: 93,78
- SMP Negeri 8 Yogyakarta: 93,61
- SMP Negeri 1 Surabaya: 93,52
- SMP Negeri 1 Godean Yogyakarta: 93,02
- SMP Negeri 255 DKI Jakarta: 92,06
- SMP Negeri 1 Magelang: 92,04
- SMP Negeri 1 Padang: 91,67
- SMP Negeri 2 Bantul Yogyakarta: 91,66
- SMP Negeri 1 Boyolali: 91,56
- SMP Negeri 1 Muntilan: 91,31
- SMP Negeri 2 Purworejo: 91,30
- SMP Negeri 2 Semarang: 90,95
- SMP Negeri 49 Jakarta: 90,57
- SMP Al Lathief Islamic School Bandung
SMA Terbaik Se Indonesia 2022
Berikut ini adalah ranking atau urutan dari SMA Terbaik Se Indonesia
- SMA Negeri Unggulan MH Thamrin DKI Jakarta
- SMA Swasta Unggul Del Sumatera Utara
- SMA Negeri 8 Jakarta
- SMA Negeri 5 Surabaya
- SMA Swasta 1 Kristen BPK Penabur DKI Jakarta
- SMA Swasta BPK 1 Penabur Bandung
- SMA Swasta Dian Harapan DKI Jakarta
- SMA Negeri 1 Yogyakarta
- SMA Katolik St Louis 1 Jawa Timur
- SMA Negeri Banua Kalimantan Selatan
SMK Terbaik Di Indonesia
- SMK-SMAK Bogor
- SMKN Jateng di Semarang
- SMK SMTI Yogyakarta
- SMK Negeri 2 Pekalongan
- SMKN 2 Depok
- SMKN 1 Wonosari
- SMKN 1 Temanggung
- SMKN 7 Semarang
- SMKS Telkom Sandhy Putra Jawa Timur
- SMKN 26 Jakarta
Madrasah Aliyah (MA) terbaik se-Indonesia
- MAN Insan Cendekia Serpong
- MAN Insan Cendekia Gorontalo
- MAN Insan Cendekia Pekalongan
- MAN 2 Kota Malang
- MAN Insan Cendekia Padang Pariaman
- MAN Insan Cendekia Oki Sumatra Selatan
- MAN Insan Cendekia Jambi
- MAS Zakaria Jawa Barat
- MAN 1 Yogyakarta
- MAN 2 Kudus.
100 Sekolah Terbaik Versi LTMPT
- SMAN UNGGULAN M.H. THAMRIN dengan rata-rata nilai 601,683
- MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
- SMAS UNGGUL DEL
- SMAN 8 JAKARTA
- SMAN 5 SURABAYA
- SMAS 1 KRISTEN BPK PENABUR
- SMAS BPK 1 PENABUR BANDUNG
- SMAS DIAN HARAPAN
- SMAN 1 YOGYAKARTA
- SMA KATOLIK ST.LOUIS JAWA TIMUR
- SMAN BANUA KAL SEL
- SMAN 3 YOGYAKARTA
- SMAN 28 JAKARTA
- SMAN 81 JAKARTA
- SMAS KRISTEN PETRA 2 SURABAYA
- SMAS KANISIUS JAKARTA
- SMAS SANTA LAURENSIA
- SMAN 8 YOGYAKARTA
- SMAS BINA BHAKTI 1
- SMAS KRISTEN 6 PENABUR
- SMAS KRISTEN 3 PENABUR JAKARTA
- SMAS KRISTEN 5 BPK PENABUR
- SMAS ALLOYSIUS 1
- SMAS KRISTEN BPK PENABUR GADING SERPONG
- SMAS SANTA URSULA
- SMAS KRISTEN IPEKA PURI INDAH
- SMAS SANTA URSULA BSD
- SMA LABSCHOOL KEBAYORAN
- SMAN 34 JAKARTA
- SMAS PAHOA
- SMAN 2 YOGYAKARTA
- SMAS ATHALIA
- SMAS KOLESE LOYOLA
- SMA NEGERI 03
- SMAN 1 SURAKARTA
- MAN Insan Cendekia Gorontalo
- SMA BPK PENABUR HOLIS
- SMAK PENABUR KOTA TANGERANG
- SMAN 1 BOGOR
- SMAN 3 Malang
- SMAN 6 YOGYAKARTA
- SMAS K KOLESE ST YUSUP
- SMAN 2 JAKARTA
- SMAN 68 JAKARTA
- MAN INSAN CENDEKIA PEKALONGAN
- SMAN 78 JAKARTA
- SMA NEGERI 1 BANTUL
- SMAS KRISTEN IPEKA SUNTER
- SMAN 3 BANDUNG
- SMAS 4 KRISTEN PENABUR
- SMAN 9 YOGYAKARTA
- SMAN 2 SURABAYA
- SMAS ST ANGELA
- SMAN 61 JAKARTA
- SMAN 48 JAKARTA
- SMAS SUTOMO 1
- SMAS DON BOSCO III
- SMAN 1 Kota Malang
- SMAS MAITREYAWIRA
- SMAS GONZAGA JAKARTA
- MAN 2 KOTA MALANG
- SMAN 1 JEMBER
- SMAS UPH COLEGE
- SMAN 5 YOGYAKARTA
- SMAS KRISTEN YUSUF
- SMAS BPK 2 PENABUR
- SMAN 1 TANGERANG
- SMAS KRISTEN IPEKA TOMANG
- SMAN 1 SIDOARJO
- SMAN 26 JAKARTA
- SMAN 1 BEKASI
- SMA BINA NUSANTARA SERPONG
- SMAN 1 PADANG PANJANG
- SMAS DARMA YUDHA
- SMAN 1 PURWOREJO
- SMAN 1 SUMATERA BARAT
- SMAN 1 KLATEN
- SMAS ISLAM AL-AZHAR 1 JAKARTA
- SMAS KRISTEN 7 BPK PENABUR JAKARTA
- SMAN 1 KOTA DEPOK
- SMAN 1 KEBUMEN
- SMAN 1 GRESIK
- SMA KRISTEN PENABUR KOTA WISATA
- SMAS TRINITAS BANDUNG
- SMAN 1 MAGELANG
- SMAS KRISTEN PETRA
- SMAN 14 JAKARTA
- SMAS SANTO YAKOBUS JAKARTA
- SMAN 65 JAKARTA
- SMAS REGINA PACIS
- SMAN 47 JAKARTA
- SMAN 1 WONOSARI
- SMA NEGERI 01 Kota Semarang
- SMAN 1 SALATIGA
- SMA TALENTA Bandung
- SMAN 15 SURABAYA
- SMAN 21 JAKARTA
- SMAN 70 JAKARTA
- SMAS TARAKANITA GADING SERPONG
- SMA NEGERI 1 TEMANGGUNG
Aplikasi Sekolah Online Terbaik
Seon Indonesia, sebuah startup edutech di Bandung berusaha menghadirkan suasana sekolah yang mudah dan menyenangkan dengan pemanfaatan teknologi yang diberi nama SeOn.
Mendukung program Digitalisasi Sekolah yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) , SeOn merilis platform sekolah versi 2 gratis yang merupakan pengembangan dari versi sebelumnya.
Saat ini SeOn sudah digunakan oleh 121.541 siswa dari 233 sekolah yang tersebar di 51 kota/kabupaten dari 18 provinsi se-Indonesia. Untuk dapat mengakses platform SeOn secara gratis, pihak sekolah dapat langsung berkunjung ke website seonindonesia.id dan mendaftarkan sekolahnya.
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) telah mengeluarkan sebanyak 1.000 SMA terbaik di Indonesia berdasarkan hasil UTBK 2020. Statistik UTBK itu berdasarkan hasil penilaian dari 21.302 Jumlah Sekolah, 662.404 Jumlah Peserta, 681,885 Rerata TPS Tertinggi Peserta, dan 353,725 Rerata TPS Terendah Peserta.
Salah satu dari peringkat tersebut adalah Sekolah binaan milik Menko Luhut Pandjaitan yakni SMAS Unggul Del di Sumatra Utara. Dikutip dari wikipedia, SMA Unggul Del Toba Samosir adalah sekolah menengah atas swasta yang berada di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara. Sekolah ini didirikan pada tahun 2012 di bawah naungan Yayasan Del, binaan Luhut Panjaitan. Mayoritas siswa berasal dari sekitar Danau Toba seperti Tapanuli, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Medan, Pematangsiantar, dan daerah lainnya.
Sumber : www.kuis.co.id
Pengertian Tes, pengukuran dan Asesmen Pembelajaran
Istilah tes telah cukup dikenal dikalangan pendidik maupun masyarakat sehingga bukan merupakan hal yang aneh dan hampir setiap setiap orang pernah mendengar, membicarakan, atau bahkan pernah mengikuti tes. Sejak anda memasuki sekolah mulai dari sekolah dasar (SD), anda sudah sering mendengar istilah tes.
Bahkan kata tes sudah sedemikian memasyarakatnya di dalam wacana pendidikan kita sehingga seakan-akan tidak pernah ada pendidikan tanpa tes. Namun apabila ditanya mengenai apakah sebenarnya tes itu, kiranya tidak banyak orang yang benar-benar memahami dan dapat menjelaskannya secara baik.
Dalam makalah ini, istilah “tes” diartikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi ten-tang atribut pendidikan atau psikologik tertentu dan setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar, dan apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka jawaban Anda dianggap salah, (Zainul, A. dan Mulyana, A., 2007: 3).
Dari pengertian tersebut di atas, karakteristik tes yaitu, (1) tes dapat berbentuk pertanyaan, (2) tes dapat berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes, (3) tes digunakan untuk memperoleh infor-masi tentang atribut pendidikan atau psikologik, (4) tes menghendaki adanya jawaban atau cara mengerjakan yang benar.
Secara garis besar telah kita pahami definisi tes, selanjutnya kita kaji defi-nisi pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai sebagai suatu proses dimana kita mengenakan angka-angka kepada barang atau gejala-gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu (Raka Joni, 1994: 7).
Pendapat yang lebih lengkap dikemukakan oleh Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion (1994: 5), bahwa pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang di-miliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Misalkan untuk mengukur tinggi atau berat seseorang dengan mudah kita memahami, karena aturannya telah diketahui secara umum.
Tetapi untuk mengu-kur bakat dan kecerdasan seseorang jauh lebih kompleks dan tidak semua orang memahaminya. Dalam kegiatan seperti ini sudah barang tentu aturan dan formu-lasinya tidak sederhana. Kegiatan pengukuran menjadi lebih komplek bila akan mengukur karakteristik psikologik seseorang: kecerdasan, kematangan, atau kepribadian.
Demikian halnya dengan pengukuran dalam bidang pendidikan yang meng-ukur atribut peserta didik: penguasaan materi, kemampuan dalam melakukan ke-terampilan tertentu.
Dari definisi pengukuran yang dikemukakan di atas, terdapat dua karakte-ristik pengukuran yang utama, yaitu (1) penggunaan angka atau skala tertentu, dan (2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Karena pengukuran menggunakan angka atau skala tertentu, maka untuk lebih memahami penggunaan angka atau skala tersebut maka guru atau tutor perlu mengetahui karakteristiknya. Skala atau angka itu dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu (1) angka nominal, yaitu angka yang bersifak kategorikal, misalnya bila sebutir soal dapat dijawab benar benar oleh siswa atau warga belajar, maka ia mendapat skor 1 (satu),
sedangkan bila jawabannya salah maka ia memperoleh skor 0 (nol). (2) angka ordinal yaitu angka yang menunjukkan adanya urutan, tanpa mem-persoalkan jarak antar urutan tersebut. Misalnya, angka yang menunjuk urutan ranking siswa atau warga belajar dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Siswa yang memperoleh ranking 1 (satu) tidak berarti dua kali lebih pandai dari siswa ranking 2 (dua). Jarak kepandaian siswa ranking 1 dengan ranking 2 tidak sama dengan jarak kepandaian siswa ranking 2 dengan ranking 3, dan seterusnya. (3) skala atau angka interval yaitu angka yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan.
Misalnya angka Km untuk mengukur jarak. Jarak antara Km 1 dengan Km 2 sama dengan jarak antara Km 3 dengan Km4, dan seterusnya. (4) Skala atau angka rasio, yaitu angka yang memiliki semua karakteristik angka atau skala yang terdahulu dan ditambah dengan satu karakteristik lagi, yaitu memiliki nol mutlak.
Misalnya tinggi badan seseorang, bila ada tinggi badan manusia 0 cm, maka tinggi tersebut tidak mempunyai makna. Demikian pula dengan berat badan manusia, angka 0 (nol) tidak bermakna.
Setelah dibahas pengertian tes dan pengukuran, maka selanjutnya kita pa-hami pengertian asesmen (penilaian). Asesmen dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Dikemukakan oleh Asmawi Zainul dan Agus Mulyana (2007: 7) bahwa, asesmen (penilaian) adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.
Hal senada dikemukakan oleh Nana Sudjana (1990: 3) asesmen atau penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kri-teria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang di akhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema asesmen/penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kri-teria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam asesmen/penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria dan ada interpretasi dan judgment.
Dengan demikian Asesmen/Penilaian diartikan sebagai suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen test maupun non test.
C. Tujuan Asesmen Pembelajaran
Asesmen atau penilaian dilaksanakan mempunyai beberapa tujuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (1995: 9) bahwa tujuan dan fungsi penilaian meliputi, (1) pe-nilaian berfungsi selektif, (2) penilaian berfungsi diagnostik, (3) penilaian berfungsi se-bagai penempatan, dan (4) penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Nana Sudjana (1990: 3) mengemukakan bahwa fungsi dan tujuan asesmen/penilaian adalah sebagai beri-kut, (1) mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa, (2) mengetahui keberha-silan proses pendidikan dan pengajaran, (3) menentukan tindak lanjut hasil penilaian, (4) memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada stakeholders, (5) sebagai dasar umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pe-laksanaannya. Kegagalan siswa dalam mencapai prestasi belajar tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi bisa disebabkan oleh program pengajaran, atau kesalahan strategi pembelajaran, atau dapat juga disebabkan kurang tepatnya dalam memilih alat bantu pembelajaran. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-pada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pihak pe-merintah, masyarakat, dan orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan ha-sil-hasil yang dicapai, sekolah sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapi. Umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran yaitu perbaikan dalam hal melakukan proses pembelajaran, strategi pembelajaran, ataupun perencanaan pembelajaran.
D. Pengertian Portofolio
Dalam bahasa Indonesia digunakan istilah portofolio. Portofolio dapat diartikan sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective (Budimansyah, 2002:1). Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bendel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Adapun sebagai suatu adjective, portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, diantaranya dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio. Jika disandingkan dengan konsep penilaian dikenal istilah penilaian berbasis portofolio. Hal senada dikemukakan oleh Surapranata dan Hatta (2004) bahwa portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lain. Portofolio secara sederhana dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti pengalaman belajar peserta didik yang dikumpulkan sepanjang waktu, misalnya satu semester atau satu tahun.
E. Bentuk Portofolio
Terdapat beberapa bentuk atau variasi dalam portofolio yang digunakan. Cole, Ryan & Kick (1995) mengklasifikasi bentuk portofolio terdiri dari, (1) tinjauan proses (prosess oriented) dan (2) tinjauan hasil (product oriented). Portofolio proses menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang dinilai mencakup kemampuan awal, di tengah, atau di akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, dan menunjukkan semua hasil dari awal sampai akhir dalam kurun wak-tu tertentu. Guru menggunakan portofolio proses untuk menolong peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar. Portofolio ditinjau dari hasil (product oriented) adalah portofolio yang me-nekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserrta didik, tanpa mem-perhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio se-macam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Penilaian terhadap portofolio hasil biasanya memerlukan peserta didik untuk mengkoleksi semua pekerjaan mereka, dimana pada suatu saat mereka harus menunjukkan evidence yang terbaik. Secara umum portofolio hasil (product) melihat dari sisi tampilan terbaik (shows portfolio) dan portofolio dokumentasi (documentary portfolio) menilai dokumentasi siswa yang terbaik.
F. Penilaian Portofolio
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Asesmen/Penilaian diartikan sebagai suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen test maupun non test. Sedangkan penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemam-puan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
G. Prosedur Penilaian Portofolio
Tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penilaian portofolio sebagai berikut;
1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri.
2. Tentukan bersama (guru dan peserta didik) portofolio apa saja yang akan dikumpul-kan.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah atau loker masing-masing di sekolah.
4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik.
sehingga dapat dilihat perbedaan kualitas dari aktu ke waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian portofolio dan bobotnya kepada peserta didik.
6. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
7. Apabila hasil yang dicapai belum memuaskan atau belum mencapai standar ketuntas-an minimal (SKM), maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
8. Jadualkan pertemuan untuk membahas portofolio, bila memungkinkan, undang orang tua untuk mendiskusikan hasil yang dicapai peserta didik/warga belajar.
H. Penutup
Penilaian portofolio sebagai suatu proses atau tahapan membandingkan standar pencapaian prestasi yang ditetapkan dengan melihat kondisi aktual hasil belajar siswa dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang dinilai mencakup kemampuan awal, di tengah, atau di akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, dan menunjukkan semua hasil dari awal sampai akhir dalam kurun wak-tu tertentu. Guru menggunakan portofolio proses untuk menolong peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar.
Pada intinya, penilaian portofolio adalah kegiatan menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan di nilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peser-ta didik dan terus melakukan perbaikan.